oleh

Curhat Perjuangannya ke KPU RI, Evi Novida : Nanti Malah Mewek Pula Saya

-Politik-29 views

EKSISNEWS.COM, Medan – Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia (RI) bidang tehnis, Evi Novida Ginting memaparkan bagaimana perjuangan bersama dengan berbagai pihak dalam mendukungnya sehingga dapat kembali bertugas sebagai anggota KPU RI, pasca diberhentikan karena putusan DKPP yang diterimanya setelah Pemilu 2019 lalu.

“Perjuangan dengan fisik bersama teman-teman semua, baik di Sumatera Utara (Sumut), di Kota Medan dan teman lain penyelenggaran pemilu yang pada umumnya merasakan apa yang juga saya rasakan dan mudah2 ini jd pembelajaan bagi 3 lembaga penyelenggaran pemilu,” kata Evi saat membuka perbicangannya dalam Dialog Interaktif Sosialisasi Pilkada Kota Medan 2020, Dimasa Pandemi  Bersama Pemilih Pemula, Jumat (16/10/2020) malam.

Artinya, terang Evi, dari kondisi yang disampaikannya tersebut kedepannya akan dapat menjadi pelajaran dari peristiwa yang menimpanya tersebut.

“Jadi, kalau saya ceritakan cerita ini kita ngga sampai kepada tujuan kegiatan ini, nanti malah mewek pula saya, ketewakan,” ucap mantan Ketua KPU Kota Medan tersebut dihadapan sejumlah mahasiswa dan pemilih pemula yang hadir dilokasi acara yakni di Café Keumala Hayati Jalan Sei Serayu Medan.

Evi yang pernah menjadi komisioner KPU Provisi Sumatera Utara ini, menegaskan  meski saat itu dirinya merasa menghadapi jalan buntu, namun ternyata tuhan itu masih ada.”Kekuatan saya banyak yang dukung, kemudian menjadi penguat modal saya hadapi persoalan itu,” tutupnya.

Dikesempatan yang sama, Dadang Dermawan selaku tokoh masyarakat Sumut justru memaparkan, dari catatan secara politik secara umum partai dan pemerintah punya tujuan yang sama yakni memaksakan Pilkada ini pada 9 Desember 2020, terlepas di tengah pandemi karena mereka memiliki pertimbangan sendiri.

“Menurut saya partai beranggapan semakin pilkada di tunda akan semakin tidak pasti , apalagi ditunda sampai 2021 itu berarti semua calon semua kepala daerah akan di Plt kan bisa dibayangkan apa yang terjadi itu akan ditentukan,” ujarnya.

Dikatakannya, pemerintah akan dirugikan karena tunda pilkada dan yang lebih parah secara politik para peserta  calon-calon pasti menolak, karena bagi mereka  sudah terlalu banyak keluar biaya dan tentu mereka tidak percaya  Pilkada di tunda dan itu tidak punya waktu kapan akan dilaksankana.

Sementara, Hatta Ridho Dosen Fisip USU hanya menekankan khususnya bagi pemilih pemula, meski ini menjadi moment yang sangat special, karena baru pertama sekali menjadi pemilih di Pilkada serentak tahun 2020.

“Ini kesempatan emas sama kalian, ini hak istimewa, jangan disia-siakan. Untuk apa memilih, tentunya untuk perubahan Kota Medan kedepannya kearah yang lebih baik lagi,” pungkasnya.(ENC-2)

Komentar

Baca Juga