EKSISNEWS.COM, Medan – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Sumatera Utara menggelar rencana aksi sebagai puncak Wolrd Cleanup Day (WCD) berupa kegiatan jalan santai di beberapa ruas jalan di Kota Medan sambil memungut sampah yang dimulai dari titik kumpul Istana Maimon Medan pada Minggu (17/9/2023) pagi.
“Untuk Sumatera Utara, acara WCD ini kami lakukan dengan jalan santai sambil memungut sampah keliling Kota Medan dengan start awal dari Istana Maimon,” ujar Kepala Dinas LHK Sumatera Utara (Sumut) Yuliani Siregar.
Menurutnya, kegiatan WCD hari ini bukan kegiatan tanpa makna namun merupakan kegiatan dunia, dimana sebanyak 198 negara secara serentak ikut melaksanakan kegiatan WCD dengan melibatkan para sukarelawan sampah.
“Jadi kegiatan ini bukan acara seremonial atau tebar pesona saja tetapi akan berkelanjutan dengan tujuan agar Kota Medan dan Sumatera Utara secara luas bebas dari sampah dan bagaimana kita usahakan agar bersih dari sampah,” sebutnya.
Yuli menyebut pihaknya sudah bekerjasama dengan Ikatan Pemulung Indonesia (IPI), LPM dan sejumlah sukarelawan termasuk nantinya membentuk kelembagaan dari desa, kubupaten/kota dan provinsi.
Pihaknya juga berupaya mengumpulkan dan membangun kerjasama dengan perusahaan-perusahaan pengeloaaan limbah termasuk menyediakan sarana-sarana pendukung seperti tong sampah untuk di rumah-rumah ibadah.l dan fasilitas publik lainnya.
“Kami di DLKH ini sudah mulai memproses bagaimana sampah akhir yang tidak bisa diolah tetapi nantinya bisa diolah. Seperti sampah plastik saat ini bisa diolah menjadi papan atau tiang untuk pengganti kayu yang saat ini semakin langka,” ujarnya.
Begitu juga untuk limbah -limbah B3 seperti yang dihasilkan pabrik-pabrik minyak, kata Yuliani bisa pula diolah sebelum dibuang dengan menjadikannya batubata dan pavingblock dengan harga yang juga lebih murah dari batubata tanah liat.
“Hal- hal seperti ini yang perli kita viralkan, kalau di Jawa itu sudah ada, tapi di Sumut itu masih takut karena mereka menganggap hal itu berbahaya. Inilah yang perlu kita sosialisasikan,” sebut Yuliani.
Dia juga menyebut saat ini dinas yang dipimpinnya berupaya bagaimana sungai-sungai di Kota Medan bisa bisa bebas dari limbah. “Jangan lagi masyarakat kita membuang sampah ke sungai, mereka harus membuang sampah ke tong sampah, karena bisa diolah,” terangnya.
Sementara itu sampah organik yang dipisah di tong sampah bisa diolah menjadi makanan magot dan magot sekarang sudah dijual dengan harga mahal.
Magot bisa digunakan untuk makam ayam, pelet dan magot juga bisa untuk eko enzim yang punya banyak fungsi, seperti untuk penyubur tanaman maupun untuk membersihkan sungai-sungai.
“Kalau masyarakat sudah sadar akan pentingnya kegiatan seperti ini, saya yakin Kota Medan akan bebas dari sampah,” ucap Yuliani.
Dia juga menyakini kegiatan WCD ini akan mampu mengedukasi masyarakat bahwa sebenarnya sampah bisa bernilai ekonomis dan menghasilkan menjadi uang.
Di kantor Dinas LHK Sumut sendiri kata Yuliani susah ada bank-bank sampah yang fungsinya sebagai sarana edukasi. “Dinas LHK juga membina sekolah Adiwiyata (sekolah peduli lingkungan) dimana sudah ratusan sekolah kita berikan penghargaan. Anak-anak sekolah itu kita didik dari awal agar peduli lingkungan. Jadi kita mendidik pola pikir masyarakat itu akan malu buang sampah sembarangan. Mudah mudahan program ini bisa berjalan dan bisa membantu ekonomi masyarakat, ” pungkasnya. (ENC-1)
Komentar