oleh

Ini Bahasan Penting Sumut di Asian Energy Forum

MEDAN, Eksisnews.com    Sektor energi ketenagalistrikan memiliki peran strategis dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan nasional yaitu mewujudkan manusia adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 45.
“Oleh karena itu , penyediaan energi listrik yang cukup, berkualitas, harga yang wajar dan berkelanjutan menjadi tanggung jawab besar yang mesti diwujudkan bersama, ketersediaan sumber energi menjadi salah satu faktor berpengaruh terhadap penyediaan listrik,” kata Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagub Sumut) Musa Rajeckshah pada acara Asian Energy Forum Senin ( 12/11) di Hotel JW Marriot Medan.
Meski saat ini, lanjut Wagub kondisi ketenagalistrikan Sumut sudah membaik per tanggal 9 November 2018, beban puncak sistem Sumatera Bagian Utara sudah sekitar 1.710 MW dan mampu menyuplai kurang lebih 1.830 MW, sehingga mempunyai cadangan listrik sekitar 120 MW.
“Kondisi ini belum dapat dikatakan cukup baik karena idealnya cadangan listrik minimal sebesar 30 persen dari beban puncak. bila dibawah itu akan beresiko apabila terjadi kerusakan pada unit pembangkit maka akan terjadi pemadaman listrik,”ujarnya.
Sebab, menurut Wagub ketergantungan pembangkit listik terhadap sumber energi fosil tak terbarukan (minyak bumi, gas dan batubara) harus segera dikurangi bertahap demi menjaga dan menjamin ketersediaan energi di masa depan.
“Menipisnya cadangan minyak bumi, fluktuasi harga minyak bumi dan emisi karena pembakaran minyak bumi menjadi dasar bagi setiap upaya mengembangkan sumber energi terbarukan. Diverisifikasi sumber energi pembangkit listrik dan menjadi kata kunci dalam upaya menjaga kelangsungan penyediaan energi listrik di masa mendatang,”ujarnya.
Saat ini Sumut telah memanfaatkan tenaga panas bumi untuk pembangkit listrik yang berada di PLTP Sibayak dan PLTP Sarulla. Sementara potensi panas bumi yang akan dikembangkan berada di kawasan Pusuk Buhit Simbolong Samosir, kawasan Sorik Marapi, Mandailing Natal dan kawasan Ria-Ria Tapanuli Utara.
Selain itu, Sumut juga tersohor akan perkebunan kelapa sawit, baik yang dikelola badan usaha milik negara (BUMN) maupun swasta dan masyarakat. Perkebunan kelapa sawit membentang di wilayah Timur dan pesisir barat Sumut, luas perkebunan kelapa sawit BUMN tercatat sekitar  300.000 hektar dan perkebunan sawit rakyat sekitar 400.000 hektar (data DInas Perkebunan Provinsi Sumut).
Sementara produksi kelapa sawit menghasilkan limbah dengan komposisi 23 persen tandan kosong, 6,5 persen, cangkang dan 13 persen fiber sawit. Limbah-limbah tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik biomassa. “Potensi listrik yang dihasilkan dari limbah kelapa sawit Sumut diperkirakan sekitar 1,050 MW. Dan pada saat ini pemanfaatan biomassa menjadi energi listrik masih sekitar 100 MW.Sedangkan diantara pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTB) PT Growth Sumut sebesar 30 MW, PLTB Growth Asia sebesar 30 MW dan PLTB Harkat Sejehtera 15 MW,”jelasnya.
Hal senada juga dikatakan Ketua Apindo Sumut Parlindungan Purba acara ini diikuti oleh sejumlah pengusaha luar negara diantaranya Korea Selatan, China  dan Hongkong. Dan ini menunjukkan bahwa Sumut adalah salah satu daerah yang berpotensi untuk berinvenstasi baik dari sektor pariwisata, pertambangan, perkebunan maupun kelistrikan.“Kami (Aprindo) sangat mendukung Pemerintah terlebih dalam sektor pembangunan, pemerataan pembangunan dapat dilakukan melalui investasi,” katanya.
Hadir pada acara Ketua Apindo Pusat Dr Mira Maulida, pengusaha Korea Selatan Mr Kim Jin Pyo, China Mr Han Fan Ming dan Hongkong Mr Kim Jong Soo. Serta sejumlah perwakilan Forkopimda Sumut mewakil Pangdam I/BB Kolonel Inf Chandra dan mewakili Kapoldasu AKBP Parlautan.(E2)

Komentar

Baca Juga