MEDAN, Eksisnews.com – The First (1st) International Conference of Nasopharyngeal Carcinoma di Hotel Grand Mercure Jalan Sutomo, Jumat (7/12/2018), diharap menjadi momen yang sangat baik bagi para praktisi kesehatan untuk saling bertukar ilmu pengetahuan dan wawasan. Apalagi event ini dihadiri sekitar 300 pakar yang mendalami bidang ilmu onkologi (bidang medis yang mempelajari dan merawat kanker) dari dalam dan luar negeri.
“Jangan sia-siakan momen berharga ini untuk menggali ilmu sedalam-dalamnya dari para ahli yang hadir hari ini. Saya juga mengajak kepada kita semua teruslah berusaha yang terbaik untuk menciptakan lingkungan hidup dan lingkungan kerja yang sehat,” kata Walikota Medan Dzulmi Eldin saat menghadiri acara tersebut.
Pola hidup sehat, lanjut Walikota, bisa diwujudkan dengan olahraga teratur dan tidak mengkonsumsi makanan yang diawetkan, makanan yang terlalu panas atau makanan yang bisa memicu selaput lendir di mulut. Dengan begitu telah mengurangi secara signifikan potensi terjadinya nasofaring karsinoma pada diri kita.
Dikatakannya, hingga saat ini berbagai upaya promotif, preventif dan kuratif telah dilakukan untuk kasus nasofaring karsinoma. “Dunia kesehatan masih terus mencari penyebab utama yang memicu terjadinya kanker nasofaring. Upaya tak kenal lelah juga terus dilakukan para praktisi kesehatan untuk bersinergi mencari obat yang paling efektif untuk perawatan kanker nasofaring ini,” ungkapnya.
Sementara itu menurut Dr dr Farhat M.Ked selaku Ketua Panitia The1st International Conference of Nasopharyngeal Carcinoma, Karsinoma Nasofaring (KNF) adalah jenis kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Dia menambahkan, saat ini penyakit kanker itu makin banyak dijumpai di tengah masyarakat Indonesia. Hal ini diperparah dengan masyarakat yang tidak mempunyai pengetahuan tentang gejala dini dari penyakit ini.
‘’Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan dan wadah kepada peneliti, ilmuwan, mahasiswa dan praktisi medis untuk menyajikan dan berbagi inovasi terbaru. Selain itu bermanfaat juga untuk berdiskusi, berbagi, bertukar pikiran dan memperluas pengetahuan, pandangan, dan kemajuan terbaru dalam penelitian karsinoma nasofaring,” jelas Farhat.(E2)
Komentar