oleh

Ditipu Pacar, Wanita Polos Ini Berkali-kali Ditiduri

-HEADLINE-313 views

JAKARTA, Eksisnews.com – Media sosial dihebohkan dengan sebuah percakapan di group WhatsApp (WA). Dalam grup tersebut, ada seorang tenaga kesehatan yang mengaku bahwa dirinya mendapatkan pasien perempuan yang dinilainya masih sangat polos tentang pelajaran seks (sex education).

Menurutnya, pasiennya tersebut mengaku telah beberapa kali melakukan hubungan intim dengan kekasihnya yang katanya mampu untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya.

Dijelaskannya bahwa, kekasih pasiennya tersebut mengatakan kalau ditubuh wanita polos itu memiliki banyak sel darah putih yang harus dikeluarkan, dengan cara melakukan hubungan intim.

Padahal, yang dimaksud dengan sel darah putih itu adalah sperma. Melihat kepolosan pasien perempuan itu, seorang pengguna Twitter dengan username @CatGoldwynMyr, menekankan betapa pentingnya sex education.

Tak dipungkiri, pembicaraan mengenai hal-hal berbau seksual atau sex education, hingga saat ini masih dipandang tabu. Tak hanya di Indonesia, bahkan orangtua maupun guru di berbagai negara merasa canggung ketika harus membicarakan tentang seksualitas kepada anak-anaknya. Padahal, pemahaman yang benar tentang seksualitas memberikan banyak manfaat.

Sejumlah ahli mengatakan, sex education sangat dibutuhkan di zaman sekarang ini, dimana informasi bisa diakses dengan sangat mudah melalui internet. Pemahaman yang salah tentang seksualitas pada anak dapat berdampak buruk. Namun, pelajaran tentang seksualitas tak cukup hanya sekadar pembicaraan tentang alat kelamin, sistem reproduksi, dan hubungan seksual saja.

Menurut direktur eksekutif PS The Children, Mariza Abdulkadir, sex education pada anak-anak tak cukup hanya sekadar informasi umum. Mereka perlu mendapat pembekalan informasi tentang cara melindungi diri sendiri. Ada kebutuhan pada anak-anak mengenai informasi tentang seks aman seperti pendidikan seks yang komprehensif.

“Pendidikan seks komprehensif telah terbukti efektif dalam menurunkan kehamilan remaja dan masalah kesehatan seksual lainnya,” kata Mariza, dilansir dari Okezone, Sabtu (2/11).

Hal senada diungkapkan Direktur Eksekutif Women’s Aid Organization, Sumitra Visvanathan, yang menyatakan setuju jika akses ke pendidikan seks yang komprehensif dapat bekerja untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

“Sex education yang berhasil jika dilakukan sesuai usia. Hal ini meningkatkan seks aman dan menunda aktivitas seksual di kalangan remaja. Tidak ada bukti bahwa pendidikan seks meningkatkan aktivitas seksual,” kata Sumitra. (ENC-okz)

Komentar

Baca Juga