EKSISNEWS.COM, Medan – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi menyebutkan bahwa peran penting partai politik adalah membawa kesejahteraan rakyat. Karenanya ia meminta kader PDI Perjuangan terus memperkuat dan memperluas garis perjuangan sebagai partai ‘Wong Cilik’.
Hal itu disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi saat menghadiri acara Rakerda III dan Rakor Pemenangan Pemilu 2024 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sumut di Hotel Le Polonia, Jalan Jenderal Sudirman, Jumat (26/8/2022).
Hadir di antaranya Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi Partai Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, Ketua DPD PDIP Sumut Rapidin Simbolon, para pimpinan DPC kabupaten/kota, sejumlah kepala daerah dari partai tersebut, serta perwakilan ppol lain. Juga hadir Kepala Badan Kesbangpol Ardan Noor dan Wakil Walikota Medan Aulia Rachman.
“PDIP punya sejarah, kita tahu awalnya adalah PNI, berubah menjadi PDI dan menjadi PDIP. Perubahan itu karena hal tertentu yang ingin perubahan pada bangsa ini (lebih baik),” ujar Gubernur dalam sambutannya.
Khusus PDIP, lanjut Gubernur, dirinya memberikan apresiasi karena langkah partai yang tetap pada garis perjuangan, memilih bekerja dan tidak terjebak euforia kemenangan. “Partai ini adalah jalan untuk mendorong kepemimpinan. Dan saya butuh PDIP untuk ikut serta dalam pembangunan ini,” katanya.
Karena itu, kata Gubernur, jangan ada kata-kata yang menjurus kepada politik identitas (potensial SARA) di dalam tubuh partai. Sebab pimpinan Parpol terutama PDIP, bukan memimpin kelompok agama atau suku tertentu, melainkan tugas menyejahterakan rakyat.
“Mungkin saya belum berbuat yang terbaik, tetapi saya selalu berusaha untuk yang terbaik. Tetapi saya senang dengan langkah partai ini. Saya ingin kehadiran partai ini benar-benar untuk kesejahteraan rakyat,” jelasnya.
Sementara Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi Partai Djarot Saiful Hidayat menegaskan bahwa tiga pilar partainya adalah para kader yang duduk di struktur kepengurusan, para legislator serta pimpinan lembaga eksekutif.
“Kepada seluruh kader, kita akan menghadapi masalah krisis pangan dunia, krisis energi dan krisis air bersih. Jadi untuk pangan, kita mendapat penghargaan untuk ketahanan pangan (swasembada beras). Bagaimana kekayaan ini bisa dimiliki bangsa sendiri, seperti sumber air bersih yang dikuasai asing,” katanya.
Karenanya, selain mempertahankam garis perjuangan partai, Djarot meminta seluruh kader PDIP juga untuk bisa menjaga nama baik dan marwah organisasi. Caranya adalah tidak terlibat tindak korupsi.
Selain itu, Djarot juga mengungkapkan hubungan persahabatan dirinya dengan Edy Rahmayadi, antara Gubernur DKI Jakarta dan Pangkostrad saat itu. Dimana ada sejarah bersama membereskan masalah prostitusi di Kalijodoh. Serta membangun stadion yang kini dikenal dengan Jakarta Internasional Stadium (JIS).
Sebelum beranjak, Gubernur menyempatkan diri berfoto bersama para pimpinan PDIP serta sejumlah kader sembari berbincang singkat. .(ENC-2)
Komentar