EKSISNEWS.COM, Medan – Film produk anak bangsa terus tampil dilamar-layar bioskop Indonesia dengan suguhan beragam cerita. Dan, kali ini sang sutradara, Angga Dwimas Sasongko lewat ‘Mencuri Raden Saleh’ mengusung genre drama aksi perampokan.
Angga di filmnya kali ini, tidak hanya membicarakan tentang rencana kriminal terbesar abad ini seperti taglinenya.
Lebih jauh dari itu film ini juga menyentil konflik sosial yang mungkin dirasakan oleh banyak masyarakat, meski dalam ceritanya melibatkan sekelompok mahasiswa yang berencana mencuri sebuah lukisan karya Raden Saleh di Istana Negara. Lukisan tersebut bertajuk Penangkapan Pangeran Diponegoro. Piko (Iqbaal Ramadhan) membentuk tim untuk melancarkan aksi pencurian itu.
Mencuri Raden Saleh bercerita mengenai enam anak muda yang berencana mencuri lukisan bersejarah dan fenomenal di Indonesia.
Yaitu lukisan penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh yang berada di Istana Kepresidenan, lukisan yang konon tak ternilai harganya.
Berlatar di Jakarta dengan kehidupan masa kini, penonton akan diajak untuk mengikuti petualangan gila.
Petualangan gila tersebut diperankan Pico oleh Iqbal Ramadan, Wujud yang diperankan oleh Angga Yunanda, Fella yang diperankan oleh Rachel Amanda, Ghofar yang diperankan oleh Umay Sahab, Sarah yang diperankan oleh Aghniny Haque dan Tuktuk yang diperankan oleh Ari Irham.
Keenam anak muda dengan latar belakang berbeda masalah hidup itu punya keinginan yang sama yaitu mendapatkan uang untuk memenuhi impian mereka masing-masing.
Mereka pun mendapat tawaran dari seseorang yang tidak diduga untuk mencuri lukisan karya Raden Saleh dengan imbalan uang miliaran rupiah.
Siapa yang tidak akan tergoda dengan imbalan tersebut apalagi ketika mereka menghadapi keadaan mendesak alias butuh uang cepat.
Mereka pun membentuk satu tim dengan keahlian peran dan tugas mereka masing-masing
Dalam rencana pencurian beresiko tinggi ini, tentu saja resikonya tinggi karena yang dicuri adalah aset berharga negara dan dijaga super ketat.
Pencurian ini tidak akan mudah dan tidak akan pernah mudah terutama keenam anak muda ini tidak punya pengalaman sebagai pencuri.
Film ini kental dengan isu kelas sosia, kesenjangan dan penyelewengan kekuasaan adalah topik panas yang menjadi bahan bakar konflik dalam Film ini.
Secara terbuka Mencuri Raden Saleh menampilkan banyak sekali problematika yang mungkin saja dirasakan oleh banyak anak-anak remaja dengan status sosial menengah ke bawah seperti kelima karakter utamanya.
Dalam sela-sela Konflik utama film ini juga menyelipkan isu keluarga yang sama menariknya untuk didiskusikan.
Sutradara telah menciptakan karakter-karakter yang sangat manusiawi dalam film ini, anak-anak remaja dengan jiwa bebas adrenalin tinggi suka berpetualang tapi disisi lain juga ceroboh dan nekat.
Film yang tayang serentak di bioskop Indonesia pada Kamis, 25 Agustus 2022 ini memiliki ide cerita dinilai menarik.
Tanggapan mengalir setelah menonton tayanganya, seperti disampaikan Lamhot Hutajulu bahwa sebagai film dengan genre aksi Mencuri Raden Saleh adalah film yang bisa dikatakan berhasil menyalurkan atmosfer ketegangannya kepada penonton dengan sangat baik.
“Pokok action mereka itu mantap dan keren. Apa lagi durasi film nya tergolong sangat panjang,” kata Lamhot usai nonton bareng bersama kaum milenial Kota Medan serta Srikandi Tanjung Morawa Sumatera Utara (Sumut) yang mengapresiasi film action drama mencuri raden saleh tersebut.(ENC-2).
Komentar