oleh

Harga Sawit dan Karet di Petani Sumut Naik

-BISNIS-221 views

MEDAN, Eksisnews.com  –  Harga komoditas khususnya jenis sawit dan karet di petani Sumatera Utara mengalami kenaikan yang sangat tajam. Kenaikan harga komoditas tersebut tentunya membawa angin segar.

Harga karet menyentuh level 201 Yen per Kg, setelah sebelumnya di tahun 2018 mengalami tekanan hebat akibat perang dagang yang berkecamuk. Karet sempat tepuruk dikisaran 130-an yen per Kg di kuartal akhir 2018. Sementara itu harga CPO meroket dikisaran 2198 Ringgit per ton, atau mengalami kenaikan sebesar 1 persen lebih, sama halnya dengan harga karet.

“Kenaikan harga CPO ini kita harapkan mampu membuat harga sawit di tingkat petani bisa menembus angka 1100 per Kg nya. Karena Sumut memang sangat bergantung dari sawit ekonominya lebih dari 60 persenan. Sehingga kenaikan harga sawit diharapkan mampu menjadi katalis bagi perbaikan daya beli masyarakat kita. Ini harapan kita semua,” jelas Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benyamin, dalam keterangan resminya.

Sementara itu, nilai tukar Rupiah sejauh ini justru mengalami pelemahan terhadap mata uang US Dolar. Rupiah  melemah dikisaran 14.230 per US Dolar sejauh ini. Lebih buruk dibandingkan dengan kinerja Rupiah sebelumnya yang dikisaran 14.175 per US Dolar.”Kinerja Rupiah yang melemah tersebut kita harapkan nantinya tidak akan membuat harga komoditas di tingkat petani mengalami kenaikan,” sebutnya.

Menurutnya, ada dua katalis yang bisa memicu kenaikan tajam sawit dan karet saat ini. Pertama adalah kenaikan harga komoditas itu sendiri di pasar internasional akibat sejumlah sentiment eksternal. Dan kedua adanya pelemahan mata uang Rupiah yang bisa menjadi katalis tambahan bagi penguatan harganya.

Pemicu kenaikan harga komoditas tersebut saat ini masih didorong oleh membaiknya isu perkembangan ekonomi global. Khususnya terkait dengan perang dagang yang mulai mereda.”Kita tentunya berharap perang dagang tidak kembali lagi memanas yang bisa merubah arah ekspektasi perkembangan harga komoditas unggulan Sumut tersebut,” paparnya.

Walau demikian perang dagang masih tetap berada dijajaran sentimen paling atas yang membuat ekonomi global ditengah ketidakpastian.”Selanjutnya adalah kita berharap ada upaya konkrit dari pemerintah dalam memaksimalkan konsumsi sawit maupun karet. Sawit untuk bio diesel saat ini juga tengah dikembangan di negara Malaysia,” ungkapnya.

Gunawan juga menduga implementasi dari kebijakan tersebut memicu terjadinya kenaikan harga sawit saat ini.”Sementara itu, keseriusan pemerintah dalam memaksimalkan konsumsi karet untuk campuran aspal kita harapkan segera tereaalisasi. Sehingga bisa menjadi bumper bagi harga karet agar tidak terpuruk terlalu dalam akibat sentiment negative global,”tambahnya.

Disisi lainnya, sekalipun kenaikan harga komoditas tersebut sejauh ini lebih dikarenakan oleh sentiment global.”Kita berharap ada upaya serius dalam memaksimalkan perekonomian domestik sebagai upaya untuk meminimalisir kemungkinan keterpurukan harga di masa depan,” pungkasnya,(ENC-2)

Komentar

Baca Juga