MEDAN, Eksisnews.com – Mata uang Rupiah kembali terapresiasi terhadap dolar AS. Rupiah bergerak perkasa menguat hingga 1,5 persen di level Rp. 14.558. pergerakan Rupiah memang menguat tajam ditutup di level Rp.14.590.
“Berdasarkan pemantauan saya menguatnya Rupiah dari level terendahnya pasca pembukaan transaksi DNDF yang dilakukan oleh Bank Indonesia sejak 1 November 2018 kemarin. Transaksi DNDF dianggap berhasil menarik investor asing masuk ke Indonesia. Meskipun transaksi ini terbilang baru dan hanya tersedia dalam dua tenor yaitu 1 dan 3 bulan dengan Kurs 15.230 dan 15.380. namun hal ini dapat menjadi rujukan bagi Bank Indonesia dalam mengembangkan kembali transaksi DNDF ini,” Kata Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Bunyamin, Kamis (8/11/2018).
Harapannya sebutnya, semakin banyak perbankan yang ikut merasakan transaksi DNDF maka semakin aktif pula transaksi DNDF sehingga diharapkan dapat menarik lebih banyak lagi investor yang terlibat di dalamnya. Dengan begitu, kedepan transaksi ini dapat memberikan ruang penguatan bagi rupiah.”Saya menyakini dengan penguatan Rupiah bisa menambah keyakinan bagi pelaku bisnis ditanah air. Akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih dijaga ditambah dengan tingkat inflasi yang rendah,” jelasnya.
Ditambahkannya, penguatan Rupiah saat ini juga disinyalir oleh gejolak politik AS yang tidak stabil. Gejolak politik AS dimasa pemilu paruh waktu ini memberikan ketidakpastian investasi di AS. sehingga investor lebih memilih untuk berinvestasi pada negara yang aman dan menguntungkan. Elektabilitas Trump saat pemilu ini juga mendapatkan sorotan dari dunia mancanegara dimana jika partai Demokrat memenangi pemilu paruh waktu ini maka kebijakan-kebijakan yang dilakukan Trump tidak seutuhnya berjalan lancar. Dengan demikian, Rupiah dan mata uang utama lainnya berhasil mengungguli dolar AS.
Disisi lain, IHSG dituitup menguat 15 poin atau turun 0,26 peren di level 5.939 level tertinggi IHSG berada di level 5.947 dan level terendah 5.891 sebelumnya perdagangan sesi I ihsg bergerak melemah dan penguatan IHSG didorong oleh saham sektor property yang menguat 1,9 persen.
Di bursa global, pergerakan saham bergerak campuran dimana indeks Dow Jones menguat 0,68 persen, Nasdaq menguat 0,64 persen, Shanghai melemah 0,67 persen, dan kospi melemah 0,5 persen. Meskipun China dan AS akan memulai kembali perundingannya terkait perdagangan namun pergerakan saham di bursa tiongkok masih mengalami pelemahan hal ini disinyalir oleh belum ada kepastian yang jelas kapan dan dimana perundingan AS dengan China akan berlangsung serta resiko perang dagang kembali jika keduanya tidak menemukan kesepakatan.(E2)
Komentar