MEDAN, Eksisnews.com – dr. Juanita selaku tim peneliti dari Universitas Sumatera Utara (USU), menyimpulkan bahwa prevalensi merokok setiap harinya di Kota Medan lebih tinggi dari angka nasional tahun 2016. Prevalensi merokok setiap hari pada pria, tambah juanita, lebih rendah dari angka nasional, sedangkan pada wanita lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional.
“Hal ini disebabkan karena pengetahuan dan sikap responden tentang rokok serta bahaya merokok sudah baik, namun belum diikuti dengan perilaku sehat, yaitu untuk tidak merokok,” jelas dr. Juanita. dalam acara Seminar Akhir Survei Prevelensi Perokok di Kota Medan, di Hotel Grand Antares Jalan Sisingamangaraja Medan, Kamis (25/11/2018).
Kemudian dikatakannya, hasil penelitian ini juga melahirkan beberapa rekomendasi diantaranya Pemko Medan dan juga Dinas Kesehatan Kota Medan perlu meningkatkan sosialisasi bahaya rokok baik bagi kesehatan serta dampak ekonomi dan sosial bagi kehidupan kedepannya.
“Selain itu, Pemko Medan dan Dinas Kesehatan harus rutin melakukan edukasi kesehatan terutama pada remaja agar tidak mencoba untuk mulai merokok, serta perlu upaya promotif dan preventif,” tegasnya.
Sementara, Sekretaris Balitbang Kota Medan Drs Siti Maharani Hasibuan menjelaskan,
Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi perokok aktif yang tinggi, menempati posisi no 5 di dunia dalam hal jumlah perokok terbanyak. Prevalensi perokok meningkat selama kurun waktu dari tahun 1995 – 2013 pada pria dan wanita di semua kelompok umur. Sementara itu banyak penyakit bersumber dari rokok.
“Berbagai penyakit yang disebabkan dengan kebiasaan merokok telah terdokumentasikan dengan baik. Penyakit tersebut yakni paru – paru, saluran pernafasan kronik, kardiovaskuler, ginjal, kanker tenggorokan, lambung, kandung kemih, mulut rahim dan sumsum tulang. Paparan asap rokok juga dapat menyebabkan Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau kematian mendadak pada bayi,” ujarnya.
Masalah merokok, sambung Maharani, tidak hanya merugikan perokok aktif itu sendiri tetapi juga dapat merugikan perokok pasif. Perokok pasif merupakan orang – orang yang tidak terimbas langsung dari racun yang dikeluarkan rokok.
“Dari hasil temuan riset kesehatan dasar (2007) sekitar 85 persen perokok di Indonesia merokok di dalam rumah saat berada di sekitar keluarga dan anak – anak, dan juga merokok di lingkungan perkantoran yang merupakan kawasan bebas merokok yang diatur oleh perda Kota Medan. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya perokok pasif yang mengalami gangguan kesehatan yang disebabkan rokok. Perokok pasif memiliki risiko infeksi pernafasan yang lebih tinggi seperti Pneumonia dan Bronkitis dibandaingkan anak – anak dari orang tua yang tidak merokok,” pungkasnya.(E2)
Komentar