EKSISNEWS.COM, Medan – PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Binjai memastikan keandalan listrik menjadi prioritas saat dibulan Ramadhan hingga pada perayaan Lebaran 1445 H / 2024.
“Keandalan listrik itu prioritas kita terutama pada puasa nanti hingga lebaran, sama seperti Pemilu 2024 kemarin,” kata Arief Rahman Hakim, Manager UP3 Binjai didampingi Surya Syahputra Sitepu
Asman keuangan dan Umum UP3 Binjai, saat pertemuan bersama Persatuan Wartawan Listrik (PETIR) di Kantor UP3 Binjai, Senin (4/3/2024).
Selain, Surya Syahputra Sitepu (Asman keuangan dan Umum), Arief Rahman Hakim juga didampingi Andi Arianto selaku Asman Niaga dan Pemasaran dan Hans Andrew Siregar (Asman Transaksi Energi Listrik) dipertemuan penuh akrab dengan PETIR yang dipimpin Ketua Amru Lubis, Sekretaris Said Ilham Assegaf, Bendahara Iren Simanjuntak, Wakil Sekretaris Ucok Iswandi dan Wakil Bendahara Donny.
Disampaikan Arief Rahman Hakim, seperti di tahun – tahun sebelumnya, UP3 Binjai terus berupaya meminimalisir setiap gangguan agar terhindar dari adanya pemadaman listrik disaat ibadah puasa berlangsung selama sebulan penuh tersebut.
“Biasanya gangguan listrik itu pohon yang mulai mendekati kabel listrik, dan merapikan setiap umbul – umbul atau spanduk yang rentan pada dipasang dekat tiang listrik,” jelasnya.
Arief juga mengingatkan kepada pelanggan atau masyarakat terutama saat perayaan Lebaran, agar tidak meninggalkan rumah tanpa memperhatikan kondisinya benar – benar aman.
“Khusus mudik nanti tetap kita ingatkan jaga listrik, kalau saat tinggalkan rumah untuk melepas setiap arus listrik agar terhindar dari bahaya kebakaran sewaktu – waktu,” tambahnya.
Pada kesempatan itu, Arief Rahman Hakim, menyinggung kepedulian pelanggan atau masyarakat terhadap pembayaran listrik sampai tenggat waktu (tanggal 20).
“Meski kita tahu sudah menurun masyarakat membayar hingga pas tanggal 20, tapi kembali perlu diingatkan kalau ada uang segera bayar listrik,” paparnya.
Kepada masyarakat, Arief Rahman Hakim mengingatkan adanya tindakan oknum mengaku petugas yang menawarkan biaya murah dalam mengotak atik instalasi.
“Karena itu salah kalau ketahuan kita (PLN). Apalagi data mereka ada di PLN,” sebutnya terkait temuan di masyarakat gunakan AC banyak akan tetapi setiap bulannya hanya membayar Rp200 ribu, ini bisa jadi temuan.(ENC-2).
Komentar